Makalah Tentang Pentingnya Menumbuhkan Minat Baca Sejak Dini
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Membaca adalah kegiatan yang mempunyai banyak manfaat. Contohnya adalah menambah
pengetahuan, hiburan, mengubah sudut pandang seseorang mengenai sesuatu, bahkan
mengubah hidup seseorang. Masih banyak manfaat yang ditimbulkan dari kegiatan
ini. dari banyaknya manfaat itu, dapat disimpulkan membaca adalah kegiatan yang
positif. Hal itu terlepas dari baik-buruknya buku tersebut. Seburuk apapun
buku, pasti akan memberi pesan yang baik untuk pembacanya.
Menumbuhkan minat baca sejak dini adalah pilihan yang tepat. Karena usia
anak-anak adalah usia emas dalam hidup seseorang. Jika kebiasaan membaca
menjadi kegemaran anak, maka tidak heran anak tersebut menjadi individu yang
berkualitas. Individu yang lebih baik daripada yang tidak menyukai membaca.
Individu yang mengharumkan bangsa, negara, agama, keluarga, dan pastinya kedua
orang tua.
Membiasakan anak membaca sedari dini mampu menghindarkan anak dari kegiatan
yang tidak berguna, yang dapat merugikan dirinya dan oranglain. Hal itu
seperti: bermain Play Station (PS)
atau game online, berkelahi,
mengganggu teman, berbuat onar, dan sebagainya. Sebagai penerus bangsa,
anak-anak harus mempunyai kebiasaan yang baik. Mau jadi apa bangsa Indonesia
jika penerus bangsanya mempunyai kebiasaan buruk? Apakah akan memperkeruh
keadaan atau bahkan sebaliknya? Yang pasti jika anak-anak masih dengan
kebiasaan buruknya, bangsa Indonesia akan menjadi terancam keberadaannya.
Sudah saatnya bangsa Indonesia membutuhkan generas penerus yang
berkualitas. Hal itu dapat ditempuh dengan membiasakan kegiatan membaca pada
anak-anak. Menumbuhkan minat baca sejak dini jangan dianggap hal yang remeh.
Namun, sebuah keharusan yang harus dilakukan. Dan kegiatan ini harus dengan
pengawasan orang tua tentunya. Karena anak-anak masih perlu arahan dan bimbingan
yang baik. Oleh karena itu, saya membuat makalah mengenai “Pentingnya Menumbuhkan
Minat Baca Sejak Dini”.
BAB II
ISI
Menumbuhkan minat baca sejak dini mempunyai beberapa manfaat. Manfaat
pertama yaitu menanamkan kebiasaan senang membaca. Kebiasaan senang membaca perlu ditanamkan kepada anak-anak sedari dini. Ini
penting sebagai bekal mereka dalam menghadapi ketatnya persaingan di zaman
global. Untuk menanamkan kebiasaan itu, maka kita perlu menghadirkan buku yang
sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan berpikir si kecil. Buku itulah yang
selanjutnya kita sebut dengan buku anak.
Manfaat yang
kedua adalah memperluas wawasan dan pengetahuan. Orang tua tentu akan bangga.
Hal itu terjadi jika anak menunjukkan kedalaman wawasannya dan luasnya
pengetahuan dalam kegiatan pembelajaran. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan
tingginya prestasi anak. Anak yang mempunyai kebiasaan membaca biasanya akan
memperoleh peringkat lima besar.
Manfaat yang terakhir adalah membentuk karakter mulia. Itu dapat
dibuktikan bagaimana cara bertindak, berbicara, dan berperasaan dalam kehidupan
sehari-hari. Anak akan menghormati orang yang lebih tua. Dan akan menghargai
teman-teman sebaya dan anak yang berusia dibawahnya. Ini akan menghindarkan
dari kenakalan anak yang tidak terarah. Karena sejatinya anak memang mempunyai
kenakalan yang khas dari dunia anak itu sendiri.
Dari banyaknya manfaat menumbuhkan minat baca sejak dini tersebut, banyak
orang tua yang salah dalam kiat menumbuhkan kebiasaan ini. Banyak orang tua
yang memaksa anak harus lancar membaca. Padahal hal tersebut tidak boleh
dipaksakan. Karena jika dipaksakan,
anak-anak akan menghindarkan diri dari kegiatan ini. Dan mencari
kesibukan-kesibukan lain yang sering kali tidak berguna. Ini yang harus
diwaspadai oleh orang tua. Itu akan membuat kenakalan anak-anak yang tidak
terarah. Masih banyak cara untuk menumbuhkan kebiasaan membaca tanpa harus memaksa
anak.
Berikut kiat-kiat menumbuhkan minat baca sejak dini tanpa memaksa anak. Kiat yang pertama adalah membacakan cerita pada
si jabang bayi. Jabang bayi yang masih dalam kandungan ibu itu, mudah
terpengaruh pada lingkungannya. Termasuk jika ibunya menggemari kegiatan
membaca. Hal ini akan menjalar pada anak yang dikandungnya. Membacakan cerita
misalnya, sudah bisa mulai dilakukan sejak anak masih dalam kandungan.
Kebiasaan ini tidak harus menunggu anak sudah bisa untuk menyimak.
Kiat yang kedua membacakan cerita sebelum tidur atau yang sering disebut
mendongeng. Selain untuk menumbuhkan minat baca, kegiatan ini mempunyai manfaat
seperti, mengasah daya pikir. Anak dapat membentuk visualisasinya sendiri dari
cerita yang didengarkannya. Dia dapat membayangkan seperti apa tokoh-tokoh
maupun situasi yang muncul dari dongeng. Lama-kelamaan anak dapat melatih
kreativitas dengan cara ini.
Cerita atau dongeng tersebut
merupakan media yang efektif untuk menanamkan berbagai nilai dan etika kepada
anak. Bahkan dongeng juga bisa untuk
menumbuhkan rasa empati. Misalnya nilai-nilai kejujuran, rendah hati,
kesetiakawanan, kerja keras maupun tentang berbagai kebiasaan sehari-hari. Hal
itu seperti pentingnya makan sayur dan menggosok gigi. Para tokoh cerita dalam
dongeng tersebutlah yang diharapkan menjadi contoh atau teladan bagi anak.
Kiat yang ketiga yaitu rekreasi ke toko buku atau taman bacaan. Karena
suasana mendukung, di toko buku dan taman bacaan umumnya orang asyik membaca.
Kalau tidak membaca, minimal membolak balik buku atau bahan bacaan lain. Karena
hal ini merupakan langkah awal yang baik menuju kegemaran membaca. Suasana
membaca yang kondusif akan membangun pada diri anak suatu kebiasaan. Idenya terpusat pada bahan-bahan
bacaan dan bagaimana dia kemudian terobsesi dengan pemandangan dan suasana yang
pernah dia rasakan.
Kiat yang keempat adalah membiasakan memberi kado buku. Hal tersebut
dapat dilakukan saat-saat tertentu, seperti perayaan ulang tahun, peresmian,
pindah rumah/kantor, tahun baru atau semacamnya. Tujuan memberikan hadiah
kepada seseorang, tentu membuatnya senang, atau ingat siapa yang memberinya
hadiah. Ini kalau hadiah yang diberikan berkenan. Kalau tidak? Bukan saja
pemberian itu akan ditampik, tapi bisa jadi si pemberi justru dianggap
melecehkan, atau menghina. Akibatnya, hubungan baik malah menuai sebaliknya.
Sehingga kita harus pintar-pintar memilih buku hadiah.
Kiat yang kelima adalah menugasi anak meringkas bacaan. Dalam proses
meringkas bacaan, kita membaca. Sewaktu membaca, kita mengikuti gagasan
penulisannya sambil terus berpikir. Dan menyalinnya dalam tulisan. Saat proses
menulis ringkasan, terdapat korelasi antara pikiran (ide) dengan neuron
(syaraf). Karena itu, baik sekali jika anak sering diberi tugas meringkas
bacaan. Namun sebelumnya, perlu diarahkan. Dan, yang jauh lebih penting, ialah
memeriksa hasilnya dan memberikan umpan balik.
Kiat yang keenam adalah membuat soal dari wacana atau bacaan.
Mengeluarkan soal dari wacana, jelas merangsang siswa berpikir. Sebab, untuk
dapat menjawab soal dengan baik, dituntut agar siswa memahami bacaan dengan
seksama. Menumbuhkembangkan minat baca sejak dini seperti ini, sangatlah
efektif. Hasilnya bukan dipetik di kemudian hari, tapi pada saat itu juga.
Dengan membaca baik, hasil yang dituai pun baik pula.
Kiat selanjutnya ini dapat diterapkan di sekolah. Kiat tersebut yaitu
membiasakan siswa yang naik kelas/lulus meninggalkan kenangan buku. Dalam
mencari buku yang akan menjadi kenang-kenangan, siswa akan mencari buku yang
cocok disumbangkan. Hal ini bukan saja berguna untuk sekolah, karena
mendapatkan tambahan bacaan. Tetapi, berguna untuk siswa itu sendiri.
Kiat yang terakhir adalah menggalakkan jumlah taman bacaan. Ini dilakukan
oleh lembaga yang berwenang, yaitu pemerintah. Karena pemerintah mempunyai
modal untuk melakukannya. Selain menggalakkan jumlah taman bacaan, pemerintah
juga harus memberikan akses buku-buku kepada masyarakat miskin. Perpustakaan,
perpustakaan desa, perpustakaan daerah, perpustakaan kota harus berfungsi
dengan baik. Memudahkan akses dengan buku-buku dan perpustakawannya memiliki
peran dalam memilihkan buku-buku.
Seseorang
tidak akan datang ke perpustakaan apabila perpustakaannya menyeramkan. Dan
pustakwannnya tidak akrab dengan orang-orang yang akan meminjam buku. Seorang
pustakawan harus mengetahui kebutuhan masyarakat. Sehingga perpustakaan menjadi
sebuah ruangan yang menyenangkan, tidak hanya tempat menyimpan buku dan debu.
Selain membaca, juga terjadi rekreasi di dalam membaca dan kontak dengan luar
dalam kegiatan membaca tersebut. Kalau perpustakaan didesain dengan baik dan
nyaman, sebetulnya akan menjadi tempat kita berteduh.
Pemerintah
juga harus mengoreksi mengenai sistem pendidikan kita. Apakah di
sekolah-sekolah para guru diberikan edukasi mengenai sastra anak? Bagaimana
memilih buku anak bagaimana bercerita? Hal seperti ini belum dijelaskankan di
dalam kurikulum pendidikan. Guru pun belum mendapatkan ilmu mengenai pendidikan
sastra anak.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Menumbuhkan minat baca sejak dini mempunyai banyak
manfaat. Manfaat tersebut antara lain: menanamkan kebiasaan senang membaca,
memperluas wawasan dan pengetahuan, serta membentuk karakter mulia. Dari
banyaknya manfaat tersebut banyak orang tua yang memaksa anak agar lancar
membaca. Padahal hal tersebut tidak boleh dilakukan. Menumbuhkan minat baca
sejak dini dapat ditempuh dengan berbagai kiat, seperti membacakan cerita pada
si jabang bayi, membacakan cerita sebelum tidur, rekreasi ke toko buku atau
taman bacaan, membiasakan memberi kado buku, menugaskan anak meringkas bacaan,
membuat soal dari wacana atau bacaan, dan membiasakan siswa yang naik kelas/
lulus meninggalkan kenangan buku.
2.
Saran
Segala sesuatu kegiatan pasti membutuhkan dukungan, baik
moril maupun materiil. Dukungan moril dapat dilakukan oleh orang disekitar
anak-anak. Hal itu melalui memberi kesan yang menyenangkan, lingkungan yang
ramah, dan sebagainya. Sebaliknya dukungan materiil lebih pada pemerintah dan
tokoh-tokoh yang berkecimpung didalamnya, seperti pustakwan. Pemerintah dapat
memudahkan akses buku-buku dan pustakwannya memiliki
peran dalam memilihkan buku-buku.
3.
Penekanan Kembali
Menumbuhkan minat baca sejak dini memang perlu dilakukan. Karena ini
mempunyai banyak manfaat. Hal itu juga demi tuntutan zaman. Semakin hari ilmu
pengetahuan dan teknologi semakin berkembang. Ilmu pengetahuan dan teknologi
tersebut dapat didapat dari membaca. Bukan hanya dari bahan bacaan yang
tercetak, melainkan juga melalui media elektronik. Dengan itu semua maka bangsa
Indonesia tidak mungkin tidak dapat menjadi negara maju.
Daftar Pustaka
Samples,
Bob. 2002. Revolusi Belajar untuk Anak.
Bandung: Kaifa.
Putra,
Masri Sareb. 2008. Menumbuhkan Minat Baca
Sejak Dini. Jakarta: Indeks.
Komentar
Posting Komentar