Sinopsis Film Tenggelamnya Kapal Van der Wick

Film ini mengisahkan seorang anak yang berdarah minang namun, tingggal di Makassar. Namanya Zainuddin. Zainuddin yang beranjak dewasa ingin merantau ke tanah kelahiran ayahnya. Apalagi sepeninggal kedua orang tuanya. Singkat cerita, dia sudah menginjakan kaki di Padang. Saat di Padang, dia tinggal bersama kerabatnya. Di sana dia jatuh cinta pada seorang gadis yatim piatu yang hidup bersama kerabatnya. Gadis itu bernama Nurhayati.

Lalu Zainuddin mengirim surat kepada Nurhayati.Ternyata Nurhayati juga menyimpan rasa yang sama. Namun, cinta mereka berdua tidak direstui oleh keluarga Nurhayati dengan alasan Zainuddin tidak bersuku.
Akhirnya Zainuddin pergi ke Padang Panjang. Dia tinggal bersama keluarga seorang yang terpandang. Sebelum Zainuddin pergi, Nurhayati berkata bahwa dia akan cinta sehidup semati kepadanya. Ati, begitu sapaannya, berjanji akan selalu menunggunya sampai kapanpun.



Pada saat Zainuddin datang di Padang Panjang, di sana akan diadakan pesta yang puncaknya adalah pacuan kuda. Nurhayati yang merindukannya, pergi ke Padang Panjang dan tinggal di rumah temannya. Temannya memiliki kakak yang berkawan baik dengan orang Belanda. Ternyata kakaknya itu suka terhadap Ati. Kakaknya ini bernama Aziz.

Ati disuruh menggunakan pakaian indah dan pergi bersama ke pacuan kuda. Di tengah perjalanan sebelum sampai ke arena pacuan kuda, mereka berdua bertemu. Namun, oleh temannya Ati, Ati ditarik paksa menjauhi Zainuddin.

Zainuddin dan Aziz sama-sama mengirim lamaran kepada Ati. Kerabat Ati lebih memilih Aziz dikarenakan dia lebih baik dari hal apapun juga (harta dan suku/asal-usul) daripada Zainuddin. Ati tidak sanggup menolak, dia memilih setuju pada keputusan itu. Dan digelarlah pesta pernikahan.

Hati Zainuddin terluka. Dia tergolek lemah di tempat tidur selama berminggu-minggu. Hingga akhirnya Ati dan Aziz mendatanginya. Hati Zainuddin tamba terluka. Untung saja ada Bang Muluk, anak dari keluarga yang ditempatinya, memberi semangat kepada Zainuddin.

Akhirnya mereka berdua merantau ke Batavia. Zainuddin dikenalkan kepada seorang penerbit oleh Muluk. Zainuddin seperti menulis kisahnya sendiri hanya diganti nama tokohnya. Tulisan Zainuddin disukai masyarakat. Dari hanya tertulis di surat kabar sampai dibukukan. Bahkan Ati-pun ikut terharu saat membaca novelnya. Sayangnya dia tidak tahu siapa penulis novel tersebut karena Zainuddin hanya menulis inisial 'Z'.

Zainuddin lalu pindah ke Surabaya dan menggelar opera teater. Mengapa dia memilih Surabaya? Karena di sana tempat Ati dan suaminya tinggal. Pada saat itu, suaminya mengalami kebangkrutan akibat dari kebiasaan buruknya yang suka berjudi. Ati ingin mengajak suaminya untuk menonton opera teater. Suaminya menolaknya karena dia tahu siapa penyelenggara opera teater tersebut. Namun, hal tersebut berbalik setelah semua hartanya disita.

Selesai pertunjukkan, dia dan Ati mendatangi Zainuddin dan berbicara bahwa mereka menginap di rumah Zainuddin. Zainuddin langsung mengiyakan karena mengganggap mereka sahabatnya. Walaupun hatinya terluka.

Berminggu-minggu mereka tinggal di rumah Zainuddin. Hingga Aziz berniat mencari pekerjaan. Tapi dia tidak mengajak istrinya. Dia tidak pernah mengirim surat. Sekalinya datang surat, dia menceraikan istrinya. Ironisnya, dia ditemukan bunuh diri.

Ati memasrahkan dirinya kepada Zainuddin. Dia mau menerima segala perlakuan Zainuddin asalkan dia mau memaafkan. Teteapi apalah dikata Zainuddin selalu mengabaikannya. Ati mencaritahu hal tersebut kepada Bang Muluk. Bang Muluk memarahinya habis-habisan. Ati juga bertanya mengapa dia dan Aziz tidak boleh  ke ruangan Zainuddin. Padahal semua ruangan boleh dia singgahi. Bang Muluk lalu mengajaknya ke ruangan Zainuddin. Dia menarik kain yang menutupi sebuah lukisan yang besar. LUKISAN NURAYATI. Ya, cinta pertamanya dengan tulisan 'Permatakoe yang Hilang'. Ati sangat terpukul melihatnya.

Ati tetap pada pendiriannya. Dia tetap berusaha agar Zainuddin mau memaafkannya. Bukan maaf yang diterimanya, namun Zainuddin akan mengirimnya kembali ke Padang.

Bang Muluk mendampingi Ati hingga masuk ke kapal Van der Wick karena saat itu Zainuddin sedang ada acara. Ati sudah merasa ada yang berbeda dengan kapal tersebut. Agar Ati tetap pergi ke Padang, Bang Muluk meyakinkannya bahwa itu hanya perasaan Ati saja. Ati juga berusaha mengusir perasaannya dengan memegang foto Zainuddin.

Ternyata, perasaan Ati benar. Kapal tersebut tenggelam. Ati tenggelam bersama foto Zainuddin di tangannya.

Di lain lokasi, Zainuddin yang menyadari kekeliruannya mencoba untuk menggagalkan kepergian Ati. Tapi, terlambat sudah, Ati sudah pergi. Saat hendak pergi ke pelabuhan, Zainuddin melihat tulisan 'Kapal Van derWick Tenggelam' di koran. Sontak dia bersama Bang Muluk menuju ke Rumah Sakit. Untungnya Ati masih hidup, tapi tulang rusuknya patah dan paru-parunya terisi air. Di detik-detik terakhirnya, Ati berkata bahwa dia mencintai Zainuddin dan meminta Zainuddin untuk membacakan kalimat syahadat. Zainuddin menangis seakan tidak mau kehilangan namun, takdir berkata lain. NURHAYATI MENINGGAL.

Ati dimakamkan di dekat rumah yang dulu ditinggali oleh Zainuddin. Dan rumahnya dijadikan 'Panti Asuhan Hayati'. Tak lupa lukisan Nurhayati tulisan 'Permatakoe yang Hilang' diganti 'Permatakoe'.

Sungguh film dramatis. Kesimpulan yang dapat saya ambil adalah jangan menyia-nyiakan seseorang yang mencintaimu dan jangan suka berjanji jika kita tidak bisa menjalani. Kesimpulan apa yang bisa kalian ambil? Koreksi juga ya jika ada kesalahan. Terima kasih sudah membaca.


Komentar

Postingan Populer